Sukses

Bakal Banyak Pesawat Delay di Periode Natal dan Tahun Baru

Cuaca ekstrem diprediksi akan terjadi sepanjang periode libur Natal dan Tahun Baru 2023. Cuaca ekstrem akan menganggu industri penerbangan.

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca ekstrem diprediksi akan terjadi sepanjang periode libur Natal dan Tahun Baru 2023. Cuaca ekstrem akan menganggu industri penerbangan. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Budi Karya bercerita, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah melakukan koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Jumat, 23 Desember 2022. Koordinasi ini dilakukan langsung oleh Budi Karya dengan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

"Di Cikopo, kami diskusi dengan Kepala BMKG, dari sekarang sampai awal Januari cuaca ekstrem, bahkan di atas rata-rata," ungkap Menhub Budi Karya, ditulis Sabtu (24/12/2022).

Faktor cuaca ini bisa menjadi salah satu penyebab dunia penerbangan delay atau adanya keterlambatan. Sebab, pilot ataupun petugas yang berada di menara ATC, akan memastikan pesawat take off atau landing dengan aman.

"Banyak faktor yang membuat terlambat, termasuk cuaca ekstrem. Pada saat cuaca ekstrem enggak mungkin pesawat take off dan landing," katanya.

Meski begitu, Menhub memastikan, agar maskapai membayar ataupun memberikan konpensasi kepada penumpangnya sesuai dengan aturan yang berlaku, bilamana keterlambatan itu terjadi. Agar, penumpang tetap aman dan nyaman selama menggunakan jasa penerbangan.

 

2 dari 3 halaman

Potensi Cuaca Ekstrem

Sebagai mana diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) memprediksikan akan potensi cuaca ekstrem jelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.

Beberapa wilayah diprediksi mengalami hujan lebat dan sangat lebat yang berpotensi terjadi hingga 1 Januari 2023.

"BMKG pusat, sudah mengeluarkan rilis bahwa dari hari Natal 25 Desember 2022 hingga tahun baru 1 Januari 2023, beberapa wilayah akan mengalami hujan lebat dan hujan sangat lebat. Itu dipengaruhi adanya sirkulasi perairan di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Sehingga, pertumbuhan awan ini terjadi lebih banyak akibat seruakan angin," ungkap Pejabat Fungsional Madya BMKG Kota Tangerang, Maria Evy Trianasari, dalam keterangannya.

 

3 dari 3 halaman

Kota Tangerang

Kota Tangerang termasuk pada wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat hingga hujan sangat lebat. Selama periode Nataru, BMKG membuat prakiraan cuaca pertiga jam untuk jalur mudik darat setiap hari.

"Kota Tangerang akan berpotensi mengalami hujan lebat hingga hujan sangat lebat dengan curah hujan sebesar 100mm. Selain itu, BMKG juga membuat prakiraan cuaca per-tiga jam untuk jalur mudik darat setiap harinya yang dapat dipantau langsung oleh masyarakat," lanjut Evy.

Masyarakat diimbau untuk berhati-hati selama cuaca ekstrem ini berlangsung.Â